monthreview
Rabu, 21 November 2012
Takbir cinta ZAHRANA~BAG.1
Matanya berkaca-kaca. Kalau tidak ada kekuatan iman
dalam dada ia mungkin telah memilih sirna dari dunia.
Ujian yang ia derita sangat berbeda dengan orang-
orang seusianya. Banyak yang memandangnya sukses.
Hidup berkecukupan. Punya pekerjaan yang terhormat
dan bisa dibanggakan. Bagaimana tidak, ia mampu
meraih gelar master teknik dari sebuah institut
teknologi paling bergengsi di negeri ini. Dan kini ia
dipercaya duduk dalam jajaran pengajar tetap di
universitas swasta terkemuka di ibukota Propinsi Jawa
Tengah: Semarang.
Tidak hanya itu, ia juga pernah mendapatkan
penghargaan sebagai dosen paling berdedikasi di
kampusnya. Ia sangat disegani oleh sesama dosen dan
dicintai oleh mahasiswanya. Ia juga disayang oleh
keluarga dan para tetangganya. Bagi perempuan
seusianya, nyaris tidak ada yang kurang pada dirinya.
Sudah berapa kali ia mendengar pujian tentang
kesuksesannya. Hanya ia seorang yang tahu bahwa
sejatinya ia sangat menderita.
Ada satu hal yang ia tangisi setiap malam. Setiap kali
bermunajat kepada Sang Pencipta siang dan malam. Ia
menangisi takdirnya yang belum juga berubah. Takdir
sebagai perawan tua yang belum juga menemukan
jodohnya. Dalam keseharian ia tampak biasa dan ceria.
Ia bisa menyembunyikan derita dan sedihnya dengan
sikap tenangnya.
Ia terkadang menyalahkan dirinya sendir kenapa tidak
menikah sejak masih duduk di S.l dahulu? Kenapa tidak
berani menikah ketika si Gugun yang mati-matian
mencintainya sejak duduk di bangku kuliah itu
mengajaknya menikah?
Ia dulu memandang remeh Gugun. Ia menganggap Gugun
itu tidak cerdas dan tipe lelaki kerdil. Sekarang si
Gugun itu sudah sukses jadi pengusaha cor logam dan
baja di Klaten. Karyawannya banyak dan anaknya sudah
tiga. Gugun sekarang juga punya usaha Travel Umroh di
Jakarta. Setiap kali bertemu, nyaris ia tidak berani
mengangkat muka.
Uziek Collection
Takbir Cinta Zahrana
Kenapa juga ketika selesai S.l ia tidak langsung
menikah? Kenapa ia lebih tertantang masuk S.2 di ITB
Bandung? Padahal saat itu, temannya satu angkatan si
Yuyun menawarkan kakaknya yang sudah buka kios
pakaian dalam di Pasar Bringharjo Jogja. Saat itu
kenapa ia begitu tinggi hati. Ia masih memandang
rendah pekerjaan jualan pakaian dalam. Sekarang
kakaknya Yuyun sudah punya toko pakaian dan sepatu
yang lumayan besar di Jogja. Akhirnya ia menikah
dengan seorang santriwati dari Pesantren Al Munawwir,
Krapyak.
Dan sekarang telah membuka SDIT di Sleman. Apa
sebetulnya yang ia kejar? Kenapa waktu itu ia tidak
juga cepat dewasa dan menyadari bahwa hidup ini
berproses.
Ia meneteskan airmata. Dulu banyak mutiara yang
datang kepadanya ia tolak tanpa pertimbangan. Dan kini
mutiara itu tidak lagi datang. Kalau pun ada seolah-olah
sudah tidak lagi tersedia untuknya. Hanya bebatuan
dan sampah yang kini banyak datang dan membuatnya
menderita batin yang cukup dalam.
Matanya berkaca-kaca. Ketika ia sadar harus rendah
hati. Ketika ia sadar prestasi sejati tidaklah semata-
mata prestasi akademik. Ketika ia sadar dan ingin
mencari pendamping hidup yang baik. Baik bagi dirinya
dan juga bagi anak-anaknya kelak. Ketika ia sadar dan
ingin menjadi Muslimah seutuhnya. Ketika ia menyadari,
semua yang ia temui kini, adalah jalan terjal yang
panjang yang menguji kesabarannya.
Umurnya sudah tidak muda lagi. Tiga puluh empat
tahun. Teman-teman seusianya sudah ada yang memiliki
anak dua, tiga, empat, bahkan ada yang lima. Adik-adik
tingkatnya, bahkan mahasiswi yang ia bimbing
skripsinya sudah banyak yang nikah. Sudah tidak
terhitung berapa kali ia menghadiri pernikahan
mahasiswinya. Dan ia selalu hanya bisa menangis iri
menyaksikan mereka berhasil menyempurnakan separo
agamanya.
Hari ini ia kembali diuji. Seseorang akan datang.
Datang kepada orangtuanya untuk meminangnya. Ia
masih bimbang harus memutuskan apa nanti. Ia sudah
sangat tahu siapa yang akan datang. Dan sebenarnya ia
juga sudah tahu apa yang harus ia putuskan. Meskipun
pahit ia merasa masih akan bersabar meniti jalan terjal
dan panjang sampai ia menemukan mutiara yang ia
harapkan. Tapi bagaimana ia harus kembali memberikan
pemahaman kepada ayah-ibunya yang sudah mulai
renta?
Hand phone-nya berdering. Dengan berat ia angkat,
"Zahrana?" Suara yang sangat ia kenal. Suara Bu
Merlin, atasannya di kampus. Bu Merlin, ataulengkapnya
Ir. Merlin Siregar M.T., adalah Pembantu Dekan I. Ia
orang kepercayaan Pak Karman. Sejak SMA ia di
Semarang, jadi logat Bataknya nyaris hilang. Bahasa
Jawanya bisa dibilang halus.
"Iya Bu Merlin." Jawabnya dengan airmata menetes di
pipinya.
"Saya dan rombongan Pak Karman sudah sampai
Pedurungan. Dua puluh menit lagi sampai."
"Iya Bu Merlin." Jawabnya hambar, dengan suara
serak.
"Suaramu kok sepertinya serak. Sudahlah Rana,
bukalah hatimu kali ini. Pak Karman memiliki apa yang
diinginkan perempuan. Dia sungguh-sungguh berkenan
menginginkanmu."
"Iya Bu Merlin, semoga keputusan yang terbaik nanti
bisa saya berikan."
"Baguslah kalau begitu. Gitu dulu ya. O ya jangan lupa
dandan yang cantik." Klik. Tanpa salam.
Kali ini yang datang melamarnya bukan orang
sembarangan. Pak H. Sukarman, M.Sc., Dekan Fakultas
Teknik, orang nomor satu di fakultas tempat dia
mengajar. Duda berumur lima puluh lima tahun. Status
dan umur baginya tidak masalah. Sudah bertitel haji.
Kredibilitas intelektualnya tidak diragukan. Materi tak
usah ditanyakan. Di Semarang saja ia punya tiga pom
bensin. Namun soal kredibilitas moralnya, susah
Zahrana untuk memaafkannya. Repotnya, jika ia
menolak ia sangat susah untuk menjelaskan. Ia harus
berkata bagaimana.
Ia telah membicarakan hal ini pada kedua sahabat
karibnya. Si Lina, yang kini jualan buku-buku Islami di
Tembalang. Dan si Wati yang kini jadi isteri lurah
Tlogosari Kulon. Lina berpendapat untuk tidak
mengambil risiko dengan menerima orang amoral
seperti Pak Karman itu. Apapun titel dan jabatannya.
Moral adalah nyawa orang hidup. Jika moral itu hilang
dari seseorang, ia ibarat mayat yang bergentayangan.
Itu pendapat Lina.
Sedangkan Wati lain lagi, menurutnya sudah saatnya ia
tidak melangit. Mencari manusia setengah malaikat itu
hal yang mustahil. Selama Pak Karman masih shalat dan
puasa ya terima saja. Apalagi ia orang terpandang. Dan
juga kesempatan seperti ini tidak selalu datang.
Terakhir Wati bilang, "Siapa tahu dengan menikah
denganmu, Pak Karman berubah. Dan di hari tuanya ia
sepenuhnya membaktikan umurnya untuk kebaikan.
Bukankah itu bagian dari dakwah yang agung
pahalanya?"
Ia belum bisa mengambil keputusan. Kata-kata Wati
selalu terngiang-ngiang di telinganya. Ia nyaris
memutuskan untuk menerima saja lamaran Pak Karman.
Namun jika ia teringat apa yang dilakukan Pak Karman
pada beberapa mahasiswi yang dikencaninya diam-diam,
ia tak mungkin memaafkan. Jika sudah demikian
tibatiba wajah keriput kedua orangtuanya muncul
dengan sebuah pertanyaan, "Kowe mikir opo Nduk?
Kowe ngenteni opo? Dadine kapan kowe kawin, Nduk?"1
***
Lima menit sebelum rombongan Pak Karman datang,
Zahrana berbicara kepada kedua orangtuanya. Ia minta
kepada mereka pengertiannya jika ia nanti mengambil
keputusan yang mungkin tidak melegakan mereka
berdua. Diberitahu seperti itu kedua orangtuanya
menangkap apa yang akan terjadi. Dan mereka kembali
pasrah dalam kekecewaan. Namun mereka tetap
berharap akan terjadi hal yang membahagiakan.
Mereka berdoa, kali ini semoga keputusan putri semata
wayang mereka lain dari sebelum-sebelumnya. Semoga
Uziek Collection
Takbir Cinta Zahrana
hatinya terbuka. Segera menikah. Dan segera lahir
cucu yang jadi penerus keturunan.
Kamu mikir apa, Anakku? Kamu menunggu apa? Kapan
kamu menikah, Anakku?
la meneguhkan jiwa, menata hati. la juga memprediksi
gaya bahasa yang akan disampaikan pihak Pak Karman.
Dan menyiapkan bahasa yang tepat untuk menjawab. la
juga tidak lupa menyiapkan hidangan yang pantas untuk
menghormati tamu. Ruang tamu telah ia rapikan. Bunga-
bunga ia tata, dan sarung bantal ia ganti dengan yang
baru. Tuan rumah harus bisa menjaga kehormatan. Dan
ia kembali meneguhkan prinsipnya dalam menghadapi
siapapun: harus tenang, bicara yang tepat, rendah hati
dan santun. Itulah senjata para pemenang. Dan ia harus
menang. Ia teringat perkataan Napoleon Hill,
"Kebijakan yang sesungguhnya, biasanya tampak melalui
kerendahan hati dan tidak banyak cakap."
Ia kini tampak tegar. Tak ada lagi airmata. Mental yang
ia siapkan adalah mental seorang dosen pembimbing
yang siap maju sidang membela mahasiswanya
mempertahankan skripsinya. Ia sangat yakin akan
kekuatannya.
Ia berdandan secukupnya. Ia pakai jilbab hijau muda
kesayangannya. Sangat serasi dengan gamis bordir
hijau tua bermotif bunga melati putih kecil-kecil.
Hanya dirinya dan kedua orangtuanya yang akan
menyambut. Ia merasa tak perlu mengundang para
kerabat. Sebab seperti yang telah lalu, jika terjadi hal
yang tidak memuaskan hanya akan jadi gunjingan
panjang tak berkesudahan. Ia tak ingin itu terjadi lagi.
Ia ingin para kerabat diundang hanya untuk yang sudah
jadi. Yang tak ada ruang bagi mereka berbincang
kecuali kebaikan. Kali ini yang ia undang justru dua
orang ibu-ibu yang biasa membantu keluarganya selama
ini.
Rombongan Pak Karman datang tepat jam setengah lima
sore. Tidak main-main. Empat mobil. la harus mengakui
kehebatan Bu Merlin mengorganisir ini semua. Juga
keberhasilan Bu Merlin memprovokasi Pak Karman
untuk nekat seperti ini. Ayah ibunya tampak kaget.
Tidak menduga yang datang akan sebanyak ini dan
seserius ini. Untung ruang tamu rumah orangtuanya
cukup luas.
Hanya tiga orang yang tidak dapat tempat duduk.
Terpaksa duduk di beranda. la yakin tujuan Bu Merlin
baik, hanya saja Bu Merlin tidak tahu visi hidupnya saat
ini. Bukan sekadar materi dan kedudukan yang ia
harapkan dari calon suaminya. la mencari calon suami
yang bisa dijadikan imam. Imam yang menjadi bagian
tak terpisahkan dalam ibadahnya kala mengarungi
kehidupan. Karena itulah posisinya benar-benar sulit
kali ini. Bu Merlinlah yang selama ini banyak
membantunya di kampus. Dia jugalah yang dulu memberi
bocoran adanya lowongan dosen di kampusnya.
Rombongan telah duduk tenang. Pak Karman menyukur
bersih kumis dan cambangnya. Ia tampak lebih muda
dari biasanya. Koko biru muda dan peci hitam
membuatnya tampak alim. Seorang lelaki setengah
baya, mengaku sebagai adiknya Pak Karman, namanya
Pak Darmanto mengawali pembicaraan. Unggah-ungguh
Uziek Collection
Takbir Cinta Zahrana
dan basa-basi berjalan. Ia sendiri lebih banyak diam.
Tak bicara jika tidak perlu bicara. Ibunya yang
biasanya memang cerewet yang banyak mengimbangi
bicara.
Sesekali ada lelucon-lelucon yang menghangatkan
suasana. Makanan dan minuman dikeluarkan oleh dua
orang ibu-ibu yang rapi berkerudung. "Tape ketan ini
dibuat oleh anakku, si Zahrana ini dengan penuh cinta.
Siapa yang memakannya insya Allah awet muda." Ibunya
melucu sambil mempersilakan tamu-tamunya menikmati
hidangan seadanya. Mendengar hal itu spontan Pak
Karman berkomentar dengan gaya lucu,
"Sebelum yang lain mengambil saya dulu yang harus
mencicipi. Agar awet muda dan bisa menyunting
bidadari."
Spontan perkataan itu disambut tertawa semua yang
hadir, kecuali dirinya. Entah kenapa perkataan itu
menurutnya tidak lucu. Perkataan itu seperti sampah
yang hendak dijejalkan ke telinganya. Bagaimana
mungkin ia hidup bersama orang yang suaranya saja
tidak mau ia dengar.
Lima belas menit basa-basi akhirnya Pak Darmanto,
juru bicara Pak Karman, masuk pada inti kedatangan,
"...dan maksud kedatangan kami adalah untuk
menyambung persaudaraan dan kekeluargaan dengan
keluarga Bapak Munajat. Kami bermaksud menyunting
putri Bapak Munajat, yaitu Dewi Zahrana untuk
saudara kami Bapak H. Sukarman, M.Sc. Alangkah
bahagianya jika maksud dan tujuan kami dikabulkan."
Ayahnya menjawab dengan suara rentanya yang
terbata-bata,
"Pertama....tama, ka...kami sekeluarga menyampaikan
rasa terima kasih atas silaturrahminya. Kami juga
bahagia. Bagi ka..kami lamaran ini adalah suatu bentuk
penghormatan. Dan jika bisa kami akan membalasnya
dengan penghormatan yang le..lebih baik. Namun
masalah jodoh hanya Allahlah yang mengatur. Putri
kami sudah sangat dewasa. Dia lebih berpendidikan
daripada kami berdua. Dia bisa memutuskan sendiri
mana yang baik baginya. Itu yang bisa kami sampaikan."
Masalah sudah jelas. Semua tamu melihat ke arahnya.
la tahu bola sekarang ada di tangannya. Dialah sekarang
yang paling berkuasa di majelis itu. la berusaha untuk
tenang. Setenang ketika ia membantu argumen
mahasiswa yang dibelanya dalam sidang skripsi,
"Saya pernah mendengar Baginda Nabi Muhammad
Saw., pernah bersabda, 'Al 'ajalatu minasy syaithan.
Tergesa-gesa itu datangnya dari setanl' Saya tidak
mau tergesa-gesa. Saya tidak mau mengecewakan
siapapun. Termasuk diri saya sendiri. Maka
perkenankan saya untuk menjawabnya tiga hari ke
depan. Saya akan langsung sampaikan kepada Pak
Karman yang saya hormati. Maafkan jika saya tidak
bisa menjawab sekarang."
Ada sedikit gurat kekecewaan di wajah Pak Darmanto
dan Pak Karman. Namun keduanya tidak bisa bersikap
apapun kecuali setuju. Bu Merlin tersenyum tanda
setuju. Yang lain bisa memahami dan memaklumi.
Uziek Collection
Takbir Cinta Zahrana
Hanya Pak Munajat, ayahnya yang meneteskan airmata
mendengar jawaban putrinya itu. Ia sudah tahu ke
mana arah perkataan putrinya itu.
Menjelang Maghrib rombongan itu pamit. Zahrana
langsung ke kamarnya mengatur kata yang tepat untuk
disampaikan pada Pak Karman. Ia tersenyum, dengan
senyum yang susah diartikan.
* * *
"Kamu masih nunggu yang bagaimana lagi, Nduk? Pak
Karman memang agak tua, tapi ia berpendidikan dan
kaya. Dia juga bisa tampak muda." Kata ibunya yang
sudah tahu keputusannya.
"Saya tidak menunggu yang bagaimana-bagaimana Bu.
Saya menunggu lelaki saleh yang pas di hati saya. Itu
saja." Jawab Zahrana.
"Lha Pak Karman itu apa masih kurang saleh. Dia sudah
haji. Sudah menyempurnakan rukun Islam. Kita saja
belum." Bantah ibunya.
Ia merasa, memang agak susah memahamkan ibunya
bahwa kesalehan tidak dilihat dari sudah haji atau
belum. Tidak dilihat dari pakai baju koko atau tidak.
Tidak bisa dilihat dari pakai peci putih atau peci yang
lainnya. Betapa banyak penjahat di negeri ini yang
bertitel haji. Setiap tahun haji justru untuk menutupi
kejahatannya. Atau malah berhaji untuk melakukan
kejahatan di musim haji. Ibunya tidak akan nyambung
dia ajak dialog masalah itu.
"Pokoknya menurutku Pak Karman masih kurang. Saya
sangat tahu siapa dia, soalnya saya satu kampus
dengannya. Nanti kalau ada yang cocok pasti saya
menikah Bu."
Begitu mendengar dari jawabannya ada perkataan
"pokoknya", sang ibu langsung diam dengan raut muka
sedih. Dalam hati ia istighfar jika telah melukai ibunya.
Tapi ia tidak mau asal menikah. Menikah adalah ibadah,
tidak boleh asal-asalan. Harus dikuati benar syarat
rukunnya. Meskipun ia tahu ia sudah jadi perawan tua
yang sangat terlambat menikah, namun ia tidak mau
gegabah dalam memilih ayah untuk anak-anaknya kelak.
Zahrana masuk kamar dan menulis surat jawaban untuk
Pak Karman dengan komputernya. Bahasanya tegas dan
lugas:
Kepada
Yth. Bpk. H. Sukarman, M.S.c
Di Semarang
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Semoga Bapak senantiasa sehat dan berada dalam
naungan hidayah-Nya.
To the point saja, tanpa mengurangi rasa hormat saya
kepada Bapak, saya ingin menyampaikan bahwa saya
belum bisa menerima pinangan Bapak. Semoga Bapak
mendapatkan yang lebih baik dari saya. Mohon maklum
dan mohon maaf jika tidak berkenan.
Wassalam,
Dewi Zahrana
la lalu menge-print surat itu dan memasukkannya ke
dalam amplop putih. Ia akan minta bantuan seorang
Uziek Collection
Takbir Cinta Zahrana
mahasiswanya untuk menyampaikan hal itu kepada Pak
Karman besok pagi. Dan ia sudah berketetapan akan
mengambil cuti satu minggu. Sebab jawaban itu pasti
tidak diinginkan oleh Pak Karman. Bahkan pasti sangat
mengecewakan Pak Karman. Untuk menjaga hal yang
tidak baik, lebih baik ia tidak masuk kampus. Dan
kembali masuk jika suasana kembali seperti sediakala.
Apa yang ia rencanakan berjalan. Dan apa yang ia
prediksi terjadi. Dua hari kemudian ia mendapatkan
SMS dari Pak Karman:
"Suratmu sudah aku terima. Kamu pasti tahu bahwa
jawabanmu sangat mengecewakan aku!"
Ia membaca jawaban itu dengan hati tidak enak. Entah
kenapa ia merasakan ada aroma jahat dalam setiap
huruf-hurufnya dan susunan kalimatnya. Lalu ia
mendapat SMS dari Bu Merlin:
"Hari ini saya dicacimaki Pak Karman gara-gara
jawabanmu. Saya sungguh kecewa dengan kamu!"
Airmatanya meleleh.
"Maafkan aku Bu Merlin," lirihnya dengan hati perih. Ia
merasakan dunia ini begitu sempit. Dinding-dinding
kamarnya seakan hendak menggenjetnya. Atap
kamarnya seakan mau rubuh menimpanya. Ia hanya bisa
pasrah kepada-Nya dan memohon kekuatan untuk tetap
kuat dan tegar di jalan-Nya.
Jumat, 09 November 2012
KKN Universitas Nusantara Kediri Kel. 12 th. 2012
hmmmmm, rasanya sedih sekali melewatkan moment KKN kemarin, walaupun capek, tp pengalamn berkesan bangt.........
semoga tambah menyenangkan kedepannya ,,, amin ^_^
bagi kami mahasiswa Bimbingan dan Konseling, menerapkan ilmu yang kami punyai sangatlah menyenangkan, bisa bersosialisasi dengan warga sekitar, bisa membaur dengan anak kecil, dan yang paling penting mempererat tali persaudaraan sesama kel diantara kami, kegiatan nya pun tidak terasa berat karena dikerjakan secara bersama-sama. pokoknya satu kata dech MENYENANGKAN.......
###Ciyussss Bgt ^^
Selasa, 21 Februari 2012
Identitas Buku: Schooling For Tomorrow (Learning To Change: ICT In School)
Tebal buku : 117 hal + Bibiliography
Topik : Perangkat Lunak dan Konten Pendidikan Digital
Urgensi Topik : Teknologi Informasi dan Komunikasi pada hakikatnya merupakan kajian ilmu dalam meningkatkan efektifitas berkomunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi daat dikatakan sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar ilmu tersebut dapat berupa teknik-teknik atau prosedur untuk menyimpan informasi secara efisien dan efektif. Dalam dunia pendidikan, Teknologi informasi dan komunikasi secara umum bertujuan agar siswa memahami alat Teknologi informasi dan komunikasi secara umum termasuk komputer (computer literate) dan memahami informasi (information literate), rtinya siswa mengenal istilah yang digunakan pada Teknologi informasi dan komunikasi dan khususnya pada komputer yang umum digunakan. Siswa juga menyadari keunggulan dan keterbatasan komputer, serta dapat menggunakan komputer secara optimal. Di samping itu, siswa dapat memahami bagaimana dan di mana informasi dapat diperoleh, bagaimana cara mengemas/mengolah informasi dan bagaimana cara mengkomunikasikannya.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
- Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
- Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.
- Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
- Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
- Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari
Review :
Bab 3
PERANGKAT LUNAK DAN KONTEN PENDIDIKAN DIGITAL
Pentingnya perangkat lunak pendidikan (alat dan aplikasi) dan digital konten (bahan ajar) Harus diakui jika berharap hasil yang maksimal dalam pembelajaran disekolah. Info terbaru dari OECD, ICT berkembang sekitar US $ 16 miliar pertahun di semua negara. Namun sebagian besar terdapat pada perangkat keras dan jaringan, dan sangat sedikit pada perangkat lunak dan kontennya.
Berbagai Penggunaan Perangkat Lunak dan Pendidikan
Aplikasi TIK yang digunakan ketika mengajar sangat berbeda hasilnya terhadap pengajaran dan pembelajaran, dan dapat mendukung beragam tujuan pendidikan dalam berbagai hal. Diantaranya, seperti computer-proyektor, melibatkan perangkat keras tambahan.
Klasifikasi berikut ini diambil dari McFarlane dan de Rijcke (1999):
Jenis aplikasi | Contoh | penggunaan Pendidikan |
Alat-alat umum | pengolah kata, presentasi, spreadsheet, multimedia authoring, termasuk penerbitan web. | Menjadi lebih-dan-yang lebih penting; membutuhkan pemikiran inovatif dan kreatif dari guru; kualitas dalam aplikasi, bukan alat-alat yang tidak tergantung pada konten tertentu. |
Alat-alat pengajar | On-line garis besar pelajaran, komputer-proyektor sistem; papan tulis. | Persiapan pembelajaran; seluruh peserta memandang layar proyektor-di pandu oleh guru |
Komunikasi | E-mail, e-learning, video conferencing, internet browser. | Memerlukan pandangan pendidikan sebagai reching luar sekolah, yang menawarkan potensi yang sangat besar; akrab dalam konteks luar sekolah. |
Sumber penghasilan | Terutama yang berbasis web, baik umum atau khusus. | Digunakan sesuai dengan keadaan, karena tergantung pada biaya dan kemampuan pengajar. |
Komputer-dibantu instruksi (CAI) | Bor-dan praktek, terkait dengan jenis konten tertentu dan relatif tidak canggih. | Menawarkan kesempatan belajar individu tanpa pembangunan mahal, tampaknya cocok dengan model transmisi pengajaran dan pembelajaran. |
Sistem pembelajaran terpadu (ILS) | tugas tugas individual, penilaian perkembangan, termasuk CAI, dengan pencatatan dan pelaporan prestasi. | Ini tampaknya duduk di luar guru yang dipimpin instruksi dan belajar, tetapi hanya benar-benar efektif sebagai bagian terpadu dari proses pembelajaran, yang mungkin harus kembali-throught. |
Komputer-bassed alat | penilaian papan Pemeriksaan sedang mengembangkan komputer berbasis ujian, yang mencoba untuk meniru tes berbasis kertas. | Komponen memberikan keuntungan kepada melek komputer; guru akan perlu untuk memasukkan beberapa elemen dari tugas-tugas serupa dalam pengajaran mereka, dalam rangka mempersiapkan stdents memadai. |
Alat manajemen | Kelas prosedur | Siswa `kemajuan, analisis defisiensi, |
* Sedikit yang diketahui tentang efek dari empat jenis alat manajemen pada kualitas pengajaran dan pembelajaran
Beberapa aplikasi tersebut- terutama empat kategori awal – tidak hanya untuk pendidikan. akan tetapi, keempat kategori tersebut sangat diperlukan dalam sekolah, karena kemampuan akan hal tersebut sangat penting untuk masyarakat sekarang untuk peningkatan kualitas pendidikan. alat-alat tersebut dapat membantu siswa belajar lebih efektif, dan guru sebagai pengajar membantu merangsang dalam proses interaksi pembelajaran. Dan segala fasilitas yang ada dapat digunakan secara lebih efisien, dan lebih bisa mengena secara personal.
Perangkat lunak yang digunakan oleh sekolah sangat bervariasi, sehingga pengertian kualitas dan jaminan tidak dapat didasarkan pada prinsip-prinsip reduksionis yang mengasumsikan homogenitas. Evaluasi keseluruhan kualitas perangkat lunak yang menggunakan konten digital dalam situasi belajar akan tergantung pada resolusi positif dari beberapa atau semua dimensi secara bersamaan.
➥ Ada berbagai perangkat lunak dan konten digital yang digunakan dalam pendidikan, banyak yang tidak secara khusus dikembangkan untuk lingkungan pendidikan. Rentang ini meliputi alat-alat umum, peralatan guru, komunikasi, sumber daya, instruksi dibantu komputer, sistem pembelajaran terpadu, berbasis computer alat penilaian, dan alat manajemen.
➥ Kompleksitas dan keragaman penggunaan TIK harus benar-benar tercermin dalam konsep dan strategi yang berkaitan dengan penilaian kualitas, yang akan tergantung pada penggunaan untuk mana bahan yang dimasukkan serta sifat intrinsik ke bahan sendiri.
STANDAR KUALITAS
Tujuan Pendidikan
Hasil pendidikan yang diinginkan merupakan bagian dari proses evaluasi, dalam hal kualitasnya, yakni seberapa baik hasil pendidikan tersebut. Yang mana seolah-olah perangkat lunak yang ada disekolah hanya sebagai ajang pemasaran dalam industry dan perdagangan. Pertanyaan yang timbul, seberapa besar efek positifnya untuk pendidikan?
Pada taraf tertentu, kita harus jeli dalam mempergunakan perangkat lunak, bukan hanya menjadi seorang pengguna pasif. Yang mana perangkat lunak harus memberikan efek yang positif untuk pendidikan. Konten digital misalnya, mungkin mencakup beberapa kecanggihan teknologi. Tapi dalam pemakaiannya harus disesuaikan dengan keadaan peserta didik,agar hasilnya bias maksimal
Cara menggunakan
Para pakar TIK mengemukakan bahwa TIK dapat digunakan siswa secara independen tanpa harus selalu mendapat pengawasan guru secara terus menerus. Yang mana guru akan menjadi lebih ringan dengan tugasnya, guru hanya menjadi seorang pengatur jadwal, untuk siswa, dan member motivasi terhadap siswa, tentang apa yang harus dilakukan.
Beberapa system pembelajaran terpadu, yang mana peran guru sangat sedikit, guru harus berusaha melihat dimana kesulitan siswa yang harus di beri pengarahan, sebagai umpan balik agar siswa semakin mengerti.
Guru dan media dalam pendidikan TIK memiliki peran yang sama pentingnya. Tiap kelas memiliki tuntutan kebutuhan yang berbeda, jadi guru harus pandai-pandai dalam menentukan gaya mengajar dan media yang digunakan. Itulah mengapa di luar TIK pun guru merupakan penentu utama dalam mencapai kualitas pendidikan yang diinginkan.
Kebutuhan Individu Peserta Didik
Pengalaman mengajar akan membuat guru lebih mudah menemukan metode belajar yang paling sesuai. Dalam hal ini bahasa memegang kendali secara kompleks. Karena dalam menyampaikan materi dipergunakan bahasa yang mana bahasa tersebut harus mudah dimengerti.
Nilai Tambah
Beberapa konten digital yang sudah ada hanya meniru metode pembelajaran yang terdapat dalam bentuk teknologi. Hanya ada sedikit modifikasi pada beberapa bagian. Perbaikan pada system computer bagaimanapun juga telah membuka berbagai pilihan dalam beraktivitas, termasuk member kesempatan pada siswa untuk bereksperiman menentukan produk mereka sendiri. Dari sini dapat kita ketahui bahwa perkembangan siswa bergantung pada sejauhmana ruang yang diberikan untuk berkembang.
Relevansi Budaya
Perangkat lunak dan content digital yang digunakan untuk pendidikan harus memiliki kepekaan dalam skala nasional, regional, atau harapan lokal. Kepekaan nasional dibutuhkan untuk mempromosikan identitas mereka. Hal ini dibutuhkan untuk pendistribusian produk.
Kebutuhan terhadap konten digital untuk memenuhi tuntutan nasional kini menjadi lebih sering dan lebih kompleks dalam berbagai subjek. Hal ini karena kemudahan yang ditawarkan oleh media ini.
PERANGKAT LUNAK DAN KONTEN DIGITAL YANG MASUK KE SEKOLAH
ICT sudah mulai mengambil peran dalam pendidikan, namun masih lambat efeknya terhadap kebutuhan kurikulum. Kurang terpenuhi dan pasar tengah mengalami perkembangan. Perusahaan besar mendapat keuntungan karena menemukan pasar yang luas dengan tuntutan yang rendah, sedangkan perusahaan kecil akan kesulitan karena kurangnya modal untuk mengembangkan produk khusus secara khusus.
Inisiatif Pemerintah
Menghadapi situasi ini, beberapa negara telah melakukan reformasi dasar dalam inisiatif dan eksperimen. Pemerintah harus menilai risiko bahwa mereka bersedia menanggung, sejauh mana intervensi publik dibenarkan untuk "memulai start" sebuah industri komersial internal, dan apakah akan dapat berlanjut untuk mempertahankan dirinya sendiri tanpa menerima dukungan publik. Sebuah keseimbangan yang cocok harus ditemukan antara produk komersial dengan kebutuhan guru dan rencana kurikulum. Sebuah inisiatif khusus untuk mendorong kualitas produksi konten digital telah diambil di Italia, di mana Departemen Pendidikan meluncurkan kompetisi untuk mengidentifikasi 100 sekolah yang mampu memimpin dalam pengembangan multi-media bahan pendidikan. Menteri Jepang bidang Bisnis dan Pendidikan menugaskan dan mendorong pengembangan penggunaan TIK secara umum.
Otorisasi Membeli Perangkat Lunak
Terdapat beberpa variasi system pendidikan nasional di Negara-negara OECD. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan yang diberikan pada masing-masing sekolah untuk menetapkan otonomi pendidikan yang akan diterapkan. Hal ini dapt dilihat pada pengambilan kebijakan dan pedoman yang akan ditetapkan. Namun pada umunya pihak sekolah dan guru akan menggunakan konten digital yang telah menerima otoritas dari pemerintah meskipun kadang mereka juga lebih memilih menentukan sendiri konten yang sesuai dengan system mereka.
Di sejumlah Negara, keputusan diambil di tingkat sekolah dengan dipertimbangkan oleh guru atau departemen kurikulum. Hal ini dapat di lihat di Perancis, Belgia, Irlandia, Inggris, Seleksi dan pembelian adalah urusan sekolah masing-masing.
Di Luksemburg, seleksi dan keputusan pembelian diambil oleh otoritas lokal untuk prasekolah dan sekolah dasar, sementara pada pilihan sekunder terletak pada masing- masing sekolah, yang dibiayai dari anggaran rutin mereka. Di Norwegia, tanggung jawab terletak pada pihak sekolah- masyarakat, pemerintah atau yayasan swasta. Di Yunani adalah Kementerian, melalui institusi pendidikan yang memainkan peranan utama dalam seleksi dan manajemen kontrak pasokan komersial untuk bahan multi media. Ada kebutuhan yang jelas pada otoritas publik untuk mencari ekonomi karena pembelian, yang paling mungkin dicapai dengan beberapa bentuk kesepakatan pembelian kolektif.
Ø Dialog berkelanjutan diperlukan antara pemasok ICT dan layanan pendidikan, untuk meningkatkan berbagai perangkat lunak dan konten digital yang tersedia untuk sekolah-sekolah. Pemerintah mungkin perlu untuk mempromosikan dialog tersebut serta berbagai beberapa dampak pembangunan baru.
Ø Ada perbedaan yang luas antara negara dan cara pilihan yang dibuat ditingkat pendidikan dalam pembelian bahan digital untuk sekolah. Beberapa pembelian sentral perangkat lunak dan konten digital yang mungkin diperlukan untuk skala ekonomi, tetapi kebijaksanaan juga perlu harus sesuai dengan tingkat lokal.
SISTEM UNTUK EVALUASI KUALITAS
Pengembangan sistem evaluasi formal melalui sejarah yang relatif singkat menunjukkan usaha untuk mendamaikan berbagai kepentingan dan keprihatinan. Evaluasi harus memperhitungkan sifat bahan, karena alat-alat umum dan courseware, misalnya, memerlukan kriteria yang berbeda. Beberapa penilaian dalam setiap kasus akan diperlukan pada standar teknis. Untuk konten digital proses harus mempertimbangkan sesuai dengan persyaratan kurikulum lokal, regional atau nasional, dan harus mengarah pada informasi yang mudah diakses bagi para guru pada cakupan subjek, tingkat intelektual dan kemudahan penggunaan.
Analisis Dengan Pengembangan Pendidikan Islam :
Memasuki abad Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sekarang ini sangat dirasakan kebutuhan dan kepentingannya untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. Melalui pemanfaatan TIK kita dapat meningkatkan kualitas SDM dan IPM, yaitu dengan cara membuka lebar-lebar terhadap akses ilmu pengetahuan dan penyelenggaraan pendidikan bermutu. Terutama penerapan high tech dan high touch approach.
Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan jangkauan yang luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap penyebarluasan informasi ke berbagai penjuru dunia. Teknologi Informasi berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan komunikasi dan teknologi yang menunjang terhadap praktik kegiatan pembelajaran. Pembelajaran berbasis komputer (CBI), pembelajaran berbasis Web (e-learning), pembelajaran berbantukan komputer (CAI), Pembelajaran berbasis AVA adalah bentuk pemanfaatan TIK yang perlu dilaksanakan dewasa ini.
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidika. Hal ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimaa proses belajar mengajara dirancang dan dijalankan secara profesional. Setiap kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sitematis, dan berkesinambungan. Sedangkan siswa sebagai peserta didik merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.
Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan pembelajaran,guru dan siswa salinh mempengaruhi dan memberi masukan. Karena itulah kegiatan pembelajaran harus menjadi aktivitas yang hidup, sarat nilai, dan senantiasa memiliki tujuan yang jelas.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan kontribusi terhadap terjadinya revolusi dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Salah seorang tokoh menyatakan bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi yang pertama, terjadi ketika orang menyerahkan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua, terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga, terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat, terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan televisi untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tercanggih, khususnya komputer dan internet untuk digunakan dalam kegiatan pendidikan.
(REVISI)
Perangkat Lunak dan Konten
Pendidikan Digital
Disusun Sebagai Tugas
Mata Kuliah” Teknologi Pendidikan Islam ”
Dosen Pengampu:
Dr. As’aril Muhajir, M.Ag
Oleh:
Khoirotun Nafi’ah (28411 040 39)
M. Ali Hamdan Mabrur (28411 040 42)
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUN
G